Negara Bisa Bangkrut Jika Terlambat Manfaatkan Energi Baru dan Energi Terbarukan

- Pewarta

Sabtu, 5 November 2022 - 10:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Anggota Komisi VII DPR RI Gandung Pardiman saat foto bersama usai FGD dalam rangka Kunjungan Kerja Legislasi RUU EBET Komisi VII DPR RI. (Dok. Dpr.go.id)

Anggota Komisi VII DPR RI Gandung Pardiman saat foto bersama usai FGD dalam rangka Kunjungan Kerja Legislasi RUU EBET Komisi VII DPR RI. (Dok. Dpr.go.id)

LINGKARNEWS.COM – Anggota Komisi VII DPR RI Gandung Pardiman mendorong pemerintah untuk segera mengirimkan Daftar Inventaris Masalah (DIM) terkait penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) agar bisa segera selesai tahun 2022 ini.

Hal tersebut diungkapkan Gandung disela-sela Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka Kunjungan Kerja Legislasi RUU EBET Komisi VII DPR RI masa persidangan II Tahun Sidang 2022-2023 di Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, Kamis 3 November 2022.

“Saya mohon kementerian terkait yang disebutkan dalam Surpres segera menyusun DIM dan kita bicarakan bersama mana yang setuju dan mana yang tidak setuju untuk diambil sebuah kesimpulan dan kesepakatan sehingga tidak terlalu lama agar RUU EBET bisa segera diparipurnakan,” tandas Gandung.

Politisi Fraksi Partai Golkar ini menambahkan agar jangan sampai pemerintah menunda-nunda lagi, tahun 2022 ini harus selesai sebagai hasil kerja legislasi Komisi VII DPR RI.

Ini ada Surat Presiden (Surpres) tapi tanpa DIM, kita akan mencari tahu siapa sebenarnya yang masih tidak setuju, kita harus tegas dan lugas untuk menggolkan RUU EBET ini.

“FGD ini akan menjadi bahan masukan berharga ketika nanti pemerintah mengirimkan DIM untuk didiskusikan. RUU EBET ini nasibnya seperti UU Batubara dulu, dimana banyak pihak yang setuju banyak pula yang tidak setuju.”

“Semua narasumber (pakar energi UGM) menyampaikan bahan yang berbobot dengan perspektif energi masa depan dibangun berdasarkan data dan fakta, memikirkan masa depan dan potensi bangsa Indonesia,” tandas Legislator Dapil Daerah Istimewa Yogyakarta ini.

“Menurut para pakar energi di UGM dan juga Komisi VII DPR RI setuju banyak manfaat yang luar biasa dari segi pertumbuhan ekonomi”

“terbukanya lapangan kerja, potensi pengelolaan sumber daya alam. Jika dibiarkan masalah pemanfaatan EBET ini maka negara ini akan bangkrut,” pungkas Gandung.

Peneliti Pusat Studi Energi (PSE) UGM Prof Deendarlianto menilai, untuk mencapai target pemerintah mencapai net zero emissions pada 2060 diperlukan peningkatan penggunaan bauran energi EBT 2,32 persen per tahun.

Setara 3-4 Giga Watt. Soal pengembangan manufaktur lokal untuk pengembangan pengunaan energi baru dan terbarukan ini disarankan menyesuaikan dengan area kebutuhan.

Contohnya, penggunaan panel surya dengan industri manufaktur berkembang di Jawa dan Riau.

Sedangkan, penggunaan panel surya lebih banyak diperlukan di Indonesia bagian timur.

Dari RUU ini, ia berpendapat, kita perlu memperkuat industri manufaktur nasional dengan menjadikan pengembangan SDM di pendidikan-pendidikan vokasi.

“Serta, regulasi pendukung sesuai proyeksi kemampuan industri dalam negeri dalam rangka meningkatkan kapasitas SDM dan kemandirian teknologi dan ekonomi nasional ,” tutup Deendarlianto.***

Klik Google News untuk mengetahui aneka berita dan informasi dari editor Lingkarnews.com, semoga bermanfaat.

Berita Terkait

Kemendag Sebut Gerai Maritim Berperan Turunkan Harga Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting
Butuh Pencitraan dan Pemulihan Citra di Media Ekonomi dan Bisnis? Rilispers.com Melayani Publikasi Khusus
Wamentan Sudaryono Ajak Petani untuk Maksimalkan Musim Hujan dengan Lakukan Percepatan Tanam
Dukung Ketahanan Pangan dan Ketahanan Energi Nasional, Agro Media Network Luncurkan Portal Sawitpost.com
Dukung Pencitraan dan Pemulihan Citra, Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI) Luncurkan Landing Page Rilispers.com
Peningkatan CSA Index September 2024: Pelaku Pasar Optimis IHSG Akan Terus Menguat di Tengah Risiko Koreksi
Pelaku Pasar Mulai Antisipasi Koreksi IHSG, CSA Index Agustus 2024 Turun ke 55,8
Demi Ketahanan Pangan Berkelanjutan,Festival Pangan Nusantara Tampilkan Semangat Pangan untuk Negeri
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Rabu, 9 Oktober 2024 - 13:24 WIB

Kemendag Sebut Gerai Maritim Berperan Turunkan Harga Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 15:58 WIB

Butuh Pencitraan dan Pemulihan Citra di Media Ekonomi dan Bisnis? Rilispers.com Melayani Publikasi Khusus

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 08:55 WIB

Wamentan Sudaryono Ajak Petani untuk Maksimalkan Musim Hujan dengan Lakukan Percepatan Tanam

Kamis, 26 September 2024 - 09:05 WIB

Dukung Ketahanan Pangan dan Ketahanan Energi Nasional, Agro Media Network Luncurkan Portal Sawitpost.com

Selasa, 24 September 2024 - 07:57 WIB

Dukung Pencitraan dan Pemulihan Citra, Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI) Luncurkan Landing Page Rilispers.com

Kamis, 5 September 2024 - 17:08 WIB

Peningkatan CSA Index September 2024: Pelaku Pasar Optimis IHSG Akan Terus Menguat di Tengah Risiko Koreksi

Selasa, 6 Agustus 2024 - 18:33 WIB

Pelaku Pasar Mulai Antisipasi Koreksi IHSG, CSA Index Agustus 2024 Turun ke 55,8

Minggu, 28 Juli 2024 - 23:16 WIB

Demi Ketahanan Pangan Berkelanjutan,Festival Pangan Nusantara Tampilkan Semangat Pangan untuk Negeri

Berita Terbaru