LINGKAR NEWS – Komisioner Kompolnas Albertus Wahyurudhanto optimistis langkah tegas Kapolri dalam pengungkapan kasus kematian Brigadir J membuat citra Polri kembali baik.
Peristiwa terakhir adalah penahanan mantan Kadiv Propam Ferdy Sambo di Mako Brimob.
“Setidaknya dengan adanya langkah yang sangat signifikan ini sedikit demi sedikit publik dihadapkan pada keterbukaan Polri,” kata Albertus dalam perbincangan bersama Pro 3 RRI, Sabtu 6 Agustus 2022.
“Jadi berkali-kali Kompolnas meminta Kapolri untuk transparan dan akuntabel itu jangan jadi lips service,” kata dia menambahkan.
Diakuinya, pengungkapan kasus kematian Brigadir J yang dilakukan Polri mengalami keterlambatan.
Namun, dengan yang dilakukan Polri dengan memeriksa 25 orang anggotanya dalam kasus ini membuat publik percaya.
“Harapannya publik yakin yang dilakukan Polri ini sekarang on the track dan semua itu demi menunjukkan bagaimana Polri ini layak diberi kepercayaan,” ujarnya.
Sebelumnya, kata Albertus, pengungkapan kasus kematian Brigadir J berlarut-larut. Ia menilai hal itu karena masalah psiko hierarkis di Polri.
“Masalah psiko hierarkis sehingga hambatan struktural yang mengganggu karena membuat anak buah tertekan, ada intervensi, anak buah takut,” kata Albertus.
Masalah ini, kata Albertus lagi, telah dieliminasi dengan pemeriksaan 25 orang anggota Polri yang terkait kasus kematian Brigadir J.
Kemudian, Kapolri memutuskan 15 orang yang mempunyai jabatan dicopot, dan terakhir penahanan Ferdy Sambo.
“Ini dicopot karena dimutasi tetapi tidak diberikan jabatan dan diberi posisi yang tidak strategis di Yanma. Jadi sampai ada istilah sekarang itu di-yanmakan,” kata Albertus menegaskan.
Menurutnya, pencopotan sejumlah perwira Polri dari jabatannya menjadi sesuatu yang jarang terjadi.
“Ini harus diapresiasi dan harus kita dorong dan awasi bersama-sama, jangan hanya Kompolnas tetapi juga publik,” kata Albertus mengakhiri. ***