“Kami mendoakan Cak Imin agar bisa memimpin Indonesia, mau bersama siapa pun pasangannya,” katanya.
Ardy membeberkan sejumlah alasan Cak Imin pantas menjadi pemimpin 2024. Pertama, kata dia, Cak Imin adalah Ketua Umum PKB yang memiliki kursi 10,09 persen di parlemen.
Sesuai dengan Pasal 222 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu menyebutkan hanya parpol atau gabungan parpol yang memiliki minimal 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya yang dapat mengajukan capres/cawapres.
“Artinya, Cak Imin sudah memiliki sebagian tiket untuk maju di Pilpres. Secara fakta politik, peluangnya ada karena yang mengusung pasangan capres-cawapres sesuai UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu adalah partai politik atau gabungan partai yang memenuhi presidential threshold,” jelasnya.
Pada tahun 2019, perolehan suara PKB sebanyak 13,57 juta suara atau 9,69 persen suara sah nasional, dengan jumlah anggota DPR RI sebanyak 58 orang atau 10,09 persen dari total 575 orang untuk periode 2019-2024.
Alasan kedua, kata Ardy, Cak Imin adalah representasi nahdliyin dan santri, sehingga sangat cocok memimpin Indonesia bersama tokoh dari kalangan nasionalis seperti Ganjar, Airlangga atau Prabowo karena Cak Imin dinilai mampu menggaet suara NU.
“Kemudian, Cak Imin tidak perlu diragukan komitmen kebangsaannya yang selalu menjaga PKB sebagai partai inklusif, terbuka untuk semua latar belakang, termasuk kader-kader non Muslim,” katanya.
Hal itu disampaikan Ardy pada acara deklarasi sekaligus pelantikan DPW Berani Provinsi Bali.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid atau Gus Jazil mendorong DPP Berani agar memastikan keberagamaan agama yang ada di Nusantara ini harus menjadi sumber persatuan.
“Kami di PKB juga berbagai macam agama. Nah, Berani dideklarasikan di Bali maka harus bisa menunjukkan kepada dunia, bahwa Bali bisa menjaga kerukunan dan perdamaian.”