LINGKAR NEWS – Hari Sabtu 3 September 2022 siang pemerintah akhirnya resmi menaikkan harga BBM bersubsidi. Publik pun langsung bereaksi di sosial media menumpahkan kemarahannya terhadap kenaikan harga BBM tersebut.
Sosial media IG presiden Jokowi tak luput menjadi sasaran kemarahan publik yang kecewa BBM bersubsidi dinaikkan dari harga 7650 per liter menjadi 10.000 per liter. Sebuah kenaikan yang sangat besar sekali.
Publik sangat kecewa dengan kenaikan BBM tersebut karena kenaikan BBM tersebut akan diikuti berbagai kenaikan harga komoditas lainnya.
Dan ini akan semakin memberatkan rakyat dalam situasi yang sulit ini kondisi masyarakat akan semakin sulit.
Pemerintah dianggap abai dalam melindungi kepentingan masyarakat dan hanya memikirkan kepentingan pemerintah sendiri dan kepentingan oligarki semata.
Namun di tengah hiruk pikuknya pemberitaan kenaikan BBM dan dampaknya kepada publik kita semua tentunya jangan lengah perhatian terhadap peristiwa pembunuhan Brigadir Joshua oleh atasannya eks KadivPropam Ferdy Sambo.
Publik jangan sampai lengah untuk terus mengawasi kasus ini. Karena belakangan kita melihat seperti ada semacam serangan balik dari Genk Sambo untuk melakukan perlawanan terhadap kasus ini dan ingin membebaskan Sambo CS dan mengorbankan Joshua seorang.
Kasus yang telah menyeret hampir 100 orang polisi aktif ini menjadi catatan terburuk kepolisian Republik Indonesia. Kasus ini telah benar benar menjadi kotak Pandora bahwa betapa bobroknya institusi kepolisian kita saat ini.
Orang orang yang berada di Mabes Polri bahkan bisa berkomplot untuk merekayasa kasus yang bahkan menimpa internal mereka sendiri.
Sebagai mana yang telah disampaikan Presiden Jokowi bahwa kasus ini mesti dibuka seterang terangnya dan setransparan mungkin.
Kapolri pun kemudian bergerak membentuk Tim Khusus untuk menangani kasus ini yang di pimpin langsung oleh Wakapolri Gatot Edy. Sejauh ini tim ini telah bekerja dengan baik dan patut diapresiasi.
Namun belakangan sebagaimana kami mencatat mulai muncul kejanggalan kejanggalan baru dari penanganan kasus ini.
Dari mulai belum ditahannya Tersangka Utama Putri Candrawati, diberhentikannya secara mendadak pengacara Bharada E Deolipa Yumara.
Dan terakhir tidak diperbolehkannya pengacara Brigadir J, Kamarudin Simanjuntak dan Johnson Panjaitan untuk mengikuti Rekonstruksi pembunuhan brigadir J di kediaman Ferdy Sambo di Duren Tiga.
Kami melihat seperti sudah ada yang mulai coba coba bermain terhadap kasus ini.
Dalam situasi kenaikan BBM ini fokus publik mau tidak mau memang akan bergeser kepada kenaikan BBM ini namun publik juga jangan sampai lalai dan lengah untuk terus mengawal kasus Ferdy Sambo.
Karena jika publik lengah bukan tidak mungkin polisi akan masuk angin atau bahkan adanya serangan balik dari Sambo CS.
Yang memang ternyata dari awal karena otoritas yang dimiliki nya berusaha merekayasa kasus pembunuhan ini dan sudah menyeret hampir 100 orang polisi aktif terlibat merekayasa kasus ini.
Semoga Keadilan bisa ditegakkan di negeri ini.
Opini: Achmad Nur Hidayat, Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute.*