Presiden Jokowi ke China tapi Juga ke Negara Blok AS Musuh China yaitu Jepang dan Korsel, Maksudnya?

- Pewarta

Kamis, 28 Juli 2022 - 13:23 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden Joko Widodo. (Instagram.com/@jokowi)

Presiden Joko Widodo. (Instagram.com/@jokowi)

LINGKAR NEWS – Presiden Jokowi pigi ke China, Jepang, dan Korsel untuk perjalanan singkat masing-masing kebagian satu hari.p

Lumayan juga sih dikunjungi daripada cuma mampir. Indonesia kan negara super power (less).

Agenda katanya untuk membahas perkembangan kawasan dan kerjasama ekonomi seperti investasi, perikanan, kesehatan, infrastruktur dan tentu ngait G-20.

Jepang dan Korea Selatan adalah blok Amerika yang sedang berhadapan dengan China dalam konflik global.

Makanya nanti Agustus Amerika bareng bareng Jepang dan Korsel dalam Latihan Bersama dengan TNI AD.

Isunya juga melawan klaim China atas kawasan Laut China Selatan. Tempat latihan di Kepulauan Natuna yaitu lokasi ributnya Indonesia dengan China. Berebut air eh perairan.

Tahun lalu saat Indonesia melakukan Latma Garuda Shield 2021 bersama US Army maka China menampar Indonesia dengan surat protes tanda kekecewaan.

Kini Indonesia mengulangi Latma Garuda Shield 2022. Malahan pake “Super” segala.

Emang pesertanya luar biasa di samping Indonesia dan Amerika ada 14 negara lainnya ikut termasuk Jepang, Korsel, Inggris, Kanada dan Australia. Wuih.

Di tengah rencana dekat itu Presiden pigi ke China lalu Jepang dan Korsel. Misi yang sudah dipastikan gagal adalah mendamaikan China dengan Amerika.

Persis seperti gembar-gembor mendamaikan Rusia dan Ukraina kemarin. Mimpi dapat nobel, malah pas Jokowi pulang Rusia membombardir dahsyat Ukraina.

Kini Erdogan Turki yang bisa membawa keduanya ke meja perundingan. Erdogan mungkin belajar dari pengalaman Jokowi. Jokowi is the best teacher.

Dalam perjalanan Jokowi kali ini sebagai bangsa besar kita Indonesia tidak mau dan tidak tega jika misi perdamaian Presiden RI dijawab dengan “siapa eloe” baik oleh China maupun Jepang dan Korsel.

Tapi urusan bilateral baik hutang, investasi maupun kerjasama ekonomi lainnya bolehlah sedikit berharap.

Tapi jangan terlalu jualan IKN yang di dalam negeri saja masih banyak pro dan kontranya.

Berkunjung ke China tentu menjengkelkan Amerika. Tapi Latma Super Garuda Shield juga menjengkelkan China.

Rupanya Jokowi mahir membuat semua jengkel. Risikonya adalah mengambil posisi terjepit dan dapat kehilangan kepercayaan dari keduanya.

Artinya Jokowi akan ditampar lagi oleh China, sementara Amerika pada sikap ekstrimnya mungkin akan mengancam kelangsungan kekuasaan Jokowi.

Ke Jepang dan Korea Selatan adalah kunjungan ke negara yang keduanya sekutu setia Amerika.

Apa yang diputuskan soal kawasan oleh Jepang dan Korsel tidak akan keluar dari kebijakan atau restu Amerika.

Jadi Indonesia mustahil bisa membawa misi China. Permasalahan ekonomi juga tidak mudah mendapat hasil yang signifikan.

Jepang sakit hati pada Jokowi yang membohongi soal Kereta Cepat sementara Korsel tersaingi investasi oleh China yang dirangkul brutal oleh Pemerintahan Jokowi.

Nah, melihat kemungkinan gagalnya misi Jokowi dalam perjalanan saat ini, sebagaimana gagalnya misi ke Ukraina dan Rusia.

Lawatan ke luar negerinya lagi Pak Jokowi ke China, Jepang dan Korsel bukanlah dilakukan pada momen yang tepat.

Karenanya ini hanya dilihat sebagai piknik intensif Pak Jokowi dan istri, bu Iriana.

Tidak apalah sedikit berbagi kebahagiaan kepada Pak Jokowi untuk berjalan-jalan ke luar negeri.

Di saat rakyat sedang bingung dan susah menghadapi kenaikan berbagai harga kebutuhan dan kacaunya penegakkan hukum dan tertib politik.

Di tengah agama Islam yang juga sedang diperlakukan tidak baik-baik saja.

Ah ini mah analisa gampang-gampangan, kok. Gak usah dibaca serius.

Oleh: M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan.***

Berita Terkait

Proses Pengadaan di PetroChina International Jabung Ltd Terindikasi Rugikan Keuangan Negara Rp60,04 Miliar
Beredar Nama-nama Sebanyak 46 Kementerian Kabinet di Bawah Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto
Lima Lembaga Halal Luar Negeri Terima Sertifikat Kompetensi Penyelia Halal dari BNSP di Jakarta
Di Periode Mendatang, Program yang Belum Sempurna akan Diperbaiki oleh Presiden Prabowo Subianto
Menteri Budi Arie Tak Hadir, DPR Gelar Rapat Kerja Lanjutan dengan Menko Polhukam, Kemenkominfo, dan BSSN
Buru Pembunuh Penjual Gorengan Nia Kurnia Sari ke Hutan, Polisi Sudah Tahu Identitas Pelaku Pembunuhan
Jumlah Menteri Kabinet di Pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto ​​akan Mencapai 44 Orang
Sejak Kampanye Sampai dengan Sekarang, Prabowo Subianto Konsisten dalam Perjuangan untuk Berantas Korupsi
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Selasa, 15 Oktober 2024 - 14:55 WIB

Proses Pengadaan di PetroChina International Jabung Ltd Terindikasi Rugikan Keuangan Negara Rp60,04 Miliar

Jumat, 11 Oktober 2024 - 11:47 WIB

Beredar Nama-nama Sebanyak 46 Kementerian Kabinet di Bawah Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto

Rabu, 9 Oktober 2024 - 21:11 WIB

Lima Lembaga Halal Luar Negeri Terima Sertifikat Kompetensi Penyelia Halal dari BNSP di Jakarta

Selasa, 1 Oktober 2024 - 08:30 WIB

Di Periode Mendatang, Program yang Belum Sempurna akan Diperbaiki oleh Presiden Prabowo Subianto

Rabu, 25 September 2024 - 08:18 WIB

Menteri Budi Arie Tak Hadir, DPR Gelar Rapat Kerja Lanjutan dengan Menko Polhukam, Kemenkominfo, dan BSSN

Rabu, 18 September 2024 - 09:46 WIB

Buru Pembunuh Penjual Gorengan Nia Kurnia Sari ke Hutan, Polisi Sudah Tahu Identitas Pelaku Pembunuhan

Kamis, 12 September 2024 - 15:10 WIB

Jumlah Menteri Kabinet di Pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto ​​akan Mencapai 44 Orang

Rabu, 4 September 2024 - 15:13 WIB

Sejak Kampanye Sampai dengan Sekarang, Prabowo Subianto Konsisten dalam Perjuangan untuk Berantas Korupsi

Berita Terbaru