LINGKARNEWS.COM – Sebuah studi yang di terbitkan JACC: Clinical Electrophysiology menemukan korelasi yang signifikan antara penyakit gusi atau periodontitis dan fibrosis, jaringan parut pada atrium kiri jantung yang dapat menyebabkan detak jantung yang tidak teratur.
Penulis pertama sekaligus asisten profesor di Pusat Layanan Kesehatan Hiroshima University, Shunsuke Miyauchi mengatakan hal tersebut terdapat dalam sampel 76 pasien dengan penyakit jantung.
“Periodontitis dikaitkan dengan peradangan yang berlangsung lama, dan peradangan memainkan peran kunci dalam perkembangan fibrosis atrium dan patogenesis fibrilasi atrium,” jelas Shunsuke Miyauchi seperti dilansir dari Times Now News, Senin 30 Januari 2023.
“Kami berhipotesis bahwa periodontitis memperburuk fibrosis atrium.
Baca Juga:
Prabowo Subianto Ungkap Dirinya Berikan Teguran kepada Direksi BUMN di Town Hall Meeting Danantara
Beginilah 5 Jalan yang Dilakukan Press Release untuk Lakukan Perbaikan Citra dan Pulihkan Nama Baik
US Agency for Global Media Diminta untuk Pulihkan VOA dan Sejumlah Media di Bawah Naungannya
Studi histologis pelengkap atrium kiri ini bertujuan untuk memperjelas hubungan antara status periodontitis klinis dan derajat fibrosis atrium,” sambungnya.
Apendiks atrium kiri diangkat melalui pembedahan dari pasien, dan para peneliti menganalisis jaringan untuk menentukan korelasi antara tingkat keparahan fibrosis atrium dan tingkat keparahan penyakit gusi.
Mereka menemukan bahwa semakin parah periodontitis, semakin parah fibrosisnya, menunjukkan bahwa peradangan gusi dapat mengintensifkan peradangan dan penyakit di jantung.
“Studi ini memberikan bukti dasar bahwa periodontitis dapat memperburuk fibrosis atrium dan dapat menjadi faktor risiko baru yang dapat dimodifikasi untuk fibrilasi atrium,” terang penulis koresponden Yukiko Nakano.
Baca Juga:
Para Menteri Sowan ke Jokowi, Mensesneg Prasetyo Hadi Tanggapi Soal Indikasi ‘Matahari Kembar’
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi Tanggapi Terkait Soal Isu Reshuffle Kabinet Merah Putih
Menurut Nakano, selain memperbaiki faktor risiko lain seperti berat badan, tingkat aktivitas, merokok dan alkohol, perawatan periodontal dapat membantu manajemen fibrilasi atrium yang komprehensif.
Namun, dia menyebut penelitian ini tidak menetapkan hubungan sebab akibat, yang berarti meskipun penyakit gusi dan tingkat keparahan fibrosis atrium tampaknya berhubungan, para peneliti belum menemukan yang satu secara definitif menyebabkan yang lain.
“Bukti lebih lanjut diperlukan untuk membuktikan bahwa periodontitis berkontribusi pada fibrosis atrium dengan cara yang kausal dan bahwa perawatan periodontal dapat mengubah fibrosis,” ungkap Nakano.
Salah satu tujuan studi, kata Nakano, adalah untuk mengonfirmasi bahwa periodontitis adalah faktor risiko yang dapat dimodifikasi untuk fibrilasi atrium dan untuk mempromosikan partisipasi dokter gigi dalam manajemen fibrilasi atrium yang komprehensif.
Baca Juga:
Momen Presiden Recep Tayyip Erdogan Dampingi Prabowo Subianto Sapa Mahasiswa Indonesia di Turki
Periodontitis adalah target yang mudah dimodifikasi dengan biaya yang lebih rendah di antara faktor risiko fibrilasi atrium yang diketahui.
“Dengan demikian, pencapaian rangkaian penelitian ini dapat membawa manfaat bagi banyak orang di seluruh dunia,” ucap Nakano.***
Klik Google News untuk mengetahui aneka berita dan informasi dari editor Lingkarnews.com, semoga bermanfaat.