INGKAR NEWS – Perhimpunan Menemukan Kembali Indonesia (PMKI) mendukung gerakan masyarakat yang melakukan demonstrasi penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
PMKI menilai demonstrasi yang dilakukan masyarakat kali ini berbeda dengan yang terjadi sebelumnya.
“Dari sekian aksi mahasiswa dan masyarakat tentang polemik kenaikan BBM aksi kegiatan hari ini lebih mengerikan.”
“Bda dengan aksi BBM tahun-tahun sebelumnya,” kata Direktur Sabang Merauke Circle (SMC), Syahganda Nainggolan, Rabu, 21 September 2022.
Hal itu disampaikan dalam diskusi bertema “Di Tepi Jurang Krisis dan Kebangkrutan0” yang digelar di Restoran Warung Budhe, Jakarta Selatan.
Diskusi ini membahas kenaikan harga BBM yang menuai penolakan dari sejumlah elemen masyarakat.
Syahganda mengatakan pemerintah harus merespons penolakan dari masyarakat.
Jika pemerintah tidak merespons, menurutnya, akan terus ada gejolak di masyarakat.
“Mendukung (masyarakat). Kita meminta pemerintah untuk merespons agar dipenuhi gerakan mahasiswa turunkan BBM harus dipenuhi.”
“Ini udah hampir tiga minggu belum ada respons, makanya pemerintah rada dablek gitu loh. Pemerintah harus merespons, nggak boleh tidak,” ucapnya.
Hal senada disampaikan Ketua Panitia PMKI Andrianto. Dia menilai animo masyarakat menolak kenaikan harga BBM ini melebihi gerakan reformasi 1998.
“Kalau hari ini hampir semua elemen turun, artinya ini harus dimaknai bahwa rakyat sudah diambang batas kesabaran terhadap pemerintah hari ini.”
“Kalau tidak direspons dengan baik ini bisa bahaya, bisa menimbulkan gejolak yang lebih besar,” kata Andrianto.
Dalam diskusi itu, hadir juga Rocky Gerung, Raslina Rasyidin, anggota DPD RI mewakili Sulawesi Selatan Tamsil Linrung, Hasil Marati, dan sejumlah tokoh nasional lainnya.***
Klik Google News untuk mengetahui aneka berita dan informasi dari editor Lingkarnews.com, semoga bermanfaat.