Indonesia Harus Siap Hadapi Perang Budaya dan Peradaban yang Masif Melawan LGBT

- Pewarta

Selasa, 24 Mei 2022 - 16:57 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bendera LGBT berkibar di Kedutaan Besar Inggris di Jakarta.(Pexels.com/Anna Shvets )

Bendera LGBT berkibar di Kedutaan Besar Inggris di Jakarta.(Pexels.com/Anna Shvets )

LINGKAR NEWS – Bendera LGBT berkibar di Kedutaan Besar Inggris di Jakarta berdampingan dengan The Union Jack bendera nasional Inggris. .

Pengibaran bendera pelangi itu dalam rangka memperingati hari anti-homophobia internasional 17 Mei 2022.

Inggris ingin pamer kepada masyarakat Indonesia bahwa negara itu mendukung LGBT.

Inggris bukan cuma pamer bendera LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) di halaman kantor kedutaan besar tapi juga mengunggahnya di akun resmi media sosial kedutaan.

Tindakan ini memicu protes luas dari sekalangan masyarakat dan sejumlah politisi.

Kedubes Inggris sudah menurunkan bendera pelangi itu, tapi message-nya sudah sampai kepada publik Indonesia.

Dengan mengibarkan bendera pelangi itu Inggris mengirim pesan politik sekaligus mengajari publik Indonesia supaya jangan terjangkit homophobia, kebencian kepada orang homo.

Sebagai negara berdaulat Inggris punya hak untuk menyatakan pendapatnya kepada siapa pun.

Tetapi, Indonesia sebagai negara berdaulat juga punya hak untuk dihormati oleh negara berdaulat mana pun di dunia.

Mengibarkan bendera pelangi di negeri yang berdasarkan moralitas Pancasila dan nilai-nilai agama, terutama Islam, adalah tindakan yang tidak sensitif.

Tindakan ini menunjukkan arogansi rasialis yang merupakan sisa-sisa dari mental kolonial dan imperialis yang masih melekat di  kalangan bangsa kulit putih.

Wilayah kedutaan adalah wilayah kedaulatan suatu negara yang dilindungi sesuai dengan aturan-aturan diplomatik.

Para diplomat dan pekerja kedutaan (home staff) berhak atas perlindungan penuh dari negaranya.

Para diplomat mempunyai kekebalan diplomatik yang dilindungi oleh konvensi internasional.

Wilayah kedutaan adalah wilayah terlarang yang tidak boleh diintrusi atau dimasuki secara sembarangan tanpa izin.

Pelanggaran terhadap gak-hak diplomatik dan kedaulatan negara bisa memicu terjadinya insiden diplomatik yang bisa menyebabkan krisis.

Risiko terhadap pelanggaran diplomatik bisa berwujud pemanggilan duta besar oleh kementerian luar negeri tuan rumah, untuk meminta keterangan mengenai sebuah tindakan yang dianggap tidak pantas.

Kalau terjadi pelanggaran yang dinilai serius tuan rumah bisa melakukan tindakan pengusiran staf diplomatik level rendah sampai ke level yang lebih tinggi, bergantung pada jenis pelanggaran.

Pelanggaran diplomatik yang lebih serius bisa mengakibatkan pemulangan duta besar sebagai pejabat diplomatik tertinggi yang mewakili sebuah negara.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Sanksi paling puncak dari sebuah kriris diplomatik adalah pemutusan hubungan diplomatik yang ditandai dengan pengusiran duta besar sebagai simbol perwakilan negara.

Kedutaan besar Inggris di Jakarta adalah wilayah steril yang sepenuhnya menjadi kedaulatan kerajaan Inggris.

Tetapi, dengan memasang bendera LGBT secara terbuka menunjukkan bahwa pemerintah kerajaan Inggris tidak peka dan bahkan melecehkan tradisi, budaya, dan keyakinan bangsa Indonesia.

Mengibarkan bendera LGBT di lingkup kedutaan tidak menjadi masalah.

Tetapi mengibarkannya di halaman terbuka yang bisa terlihat oleh publik secara langsung sama saja dengan pamer aurat di depan umum.

Pamer aurat dilakukan karena punya kelainan psikologis mengidap penyakit eksibisionis, atau sengaja ingin mempermalukan orang lain padahal dia sendiri yang seharusnya malu.

Pamer bendera LGBT secara terbuka menunjukkan arogansi Inggris yang merasa lebih pandai dalam hal toleransi dan penghormatan terhadap  perbedaan.

Kesombongan ini merupakan sisa-sisa sikap kolonialis dan imperelis di masa lalu yang menjadikan Inggris sebagai negara penjajah dengan jumlah negara jajahan terbesar di dunia.

Inggris bangga dengan predikat ini. Tanpa rasa malu mereka menyebut semboyan ‘’the sun never sets in the British Empire’’, matahari tidak pernah tenggelam di kekaisaran Inggris.

Ini menunjukkan luasnya negara jajahan Inggris yang membentang dari belahan barat sampai ke timur sehingga matahari terus bersinar, karena perbedaan waktu sehari dari satu ujung ke ujung lainnya.

Harusnya Inggris malu dengan predikat itu. Tapi Inggris justru bangga. Menjadi penjajah bukan sebuah aib tapi sebuah tugas dari sebuah bangsa yang beradab untuk mengajari peradaban kepada negara-negara lain yang belum beradab.

Penjajahan bukan kejahatan melainkan ‘’The white man’s burden’’, kewajiban manusia kulit putih untuk memberadabkan manusia-manusia kulit berwarna.

Penjajahan kulit putih diperkuat dengan angkatan bersenjata dan dipertegas dengan penjajahan budaya. Edward Said mengecam penjajahan budaya ini dalam ‘’Culture and Imperialism’’.

Karya-karya sastra Inggris secara sengaja menjadi bagian dari strategi penjajahan untuk mencekoki mentalitas kaum terjajah bahwa mereka memang bangsa yang inferior yang harus diangkat derajatnya melalui penjajahan.

Budaya dan nilai-nilai sosial-politik kalangan penjajah dipaksakan sebagai nilai-nilai yang universal yang dipaksakan untuk diadopsi bangsa-bangsa di seluruh dunia.

Setelah wilayah kekaisaran Inggris menciut pasca-Perang Dunia Kedua, mentalitas superior itu tetap masih dipertahankan dan diteruskan oleh Amerika yang menjadi super power baru.

Nilai-nilai dalam hak asasi manusia dan demokrasi disebut sebagai nilai universal yang harus berlaku di seluruh dunia. Tidak ada lokalitas dan tidak ada local wisdom.

Demokrasi dan hak asasi manusia harus diterima di seluruh dunia, dan negara-negara yang menolak akan diisolasi dan bahkan diserang dengan kekuatan militer.

Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.

Itulah sisa-sisa mental kolonialisme dan imperialisme yang sekarang masih kental di negara-negara barat.

Dulu masih ada komunisme yang menjadi antitesa barat, tapi sekarang komunisme ambruk dan kapitalisme-liberalisme memproklamasikan diri sebagai kekuatan tunggal dunia. ‘

’The end of history’’, sejarah telah berakhir dengan runtuhnya komunisme Uni Soviet pada 1990.

Nilai-nilai kapitalisme dan liberalisme manjadi penguasa dunia yang harus diadopsi oleh semua negara.

Peluang bagi aktivis pers pelajar, pers mahasiswa, dan muda/mudi untuk dilatih menulis berita secara online, dan praktek liputan langsung menjadi jurnalis muda di media ini. Kirim CV dan karya tulis, ke WA Center: 087815557788.

Keengganan menerima nilai universal itu akan berakibat pengucilan dan serangan militer.

Iraq dan negara-negara Timur Tengah menjadi korban serangan militer. Banyak negara yang menjadi korban isolasi karena menentang nilai-nilai universal paksaan.

LGBT menjadi simbol liberalisme-kapitalisme yang sekarang mulai mengibarkan bendera di seluruh dinia dan memaksakanannya sebagai nilai yang harus diadopsi dan dihormati manusia seluruh dunia.

Sama dengan hak asasi dan demokrasi, LGBT dianggap sebagai nilai universal yang harus diterima dan dihormati di seluruh dunia.

Keengganan untuk menerima nilai universal ini akan berujung pada pengasingan dan penyerangan.

Kampanye LGBT berlangsung masif didukung oleh negara-negara superpower dunia bersama-sama dengan perusahaan-perusahaan trans-nasional paling top di seluruh dunia.

Penjajahan kolonial di masa lalu mempergunakan karya sastra seperti novel dan puisi untuk memperkuat legitimasinya.

Itulah inti kritik Edward Said dalam ‘’Culturer and Imperialism’’ (1996). Sekarang, pola itu kembali diterapkan.

Kampanye dukungan terhadap LGBT dilakukan secara masif oleh industri perfilman Hollywood dan media besar di Amerika dan Eropa.

Publik seluruh dunia keranjingan dan tergila-gila oleh tokoh-tokoh superhero rekaan Hollywood.

Super hero seperti Superman digambarkan sebagai sosok manusia sakti mandraguna yang bisa terbang dan punya kekuatan ekstra untuk menghancurkan kejahatan.

Kekuatan dan kehebatan Superman identik dengan kejantanan yang macho. Tapi, itu cerita lama.

Versi terbaru menggambarkan Superman sebagai manusia yang mempunyai orientasi seksual yang menyukai sesama jenis.

Dalam salah satu episode digambarkan Superman mempunyai hubungan romantis dengan sesama laki-laki.

Dengan kampanye yang sedemikian masif sangat mungkin anak cucu kita melihat bahwa LGBT adalah sesuatu yang harus diterima sebagai bagian dari keberagaman.

Siapa lagi idola yang dipuja oleh anak-anak milenial sekarang kalau bukan para selebritas dan super hero?

Pengibaran bendera pelangi di kedutaan besar Inggris menjadi warning bagi bangsa Indonesia, supaya bersiap untuk menghadapi perang budaya dan peradaban yang masif melawan LGBT.

Opini: Dhimam Abror Djuraid, Wartawan Senior dan Tokoh Pers Indonesia.***

 

Berita Terkait

Koperasi Unit Desa Delima Sakti Gugat Balik LSM AJPLH, Tuntutannya Bayar Ganti Rugi Rp482 Miliar
Libatkan Oknum Pegawai Kementerian Komdigi, Sebanyak 24 Orang Jadi Tersangka Kasus Judi Online
Peluang Bisnis: Pemilik Media Online Bisa Publikasi Press Release Placement di Lebih dari 150 Media Online
Wamentan Sudaryono Tanggapi Terpilihnya Setyo Budiyanto Sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi
Bertemu dengan Raja Charles III, dan PM Inggris Keir Starmer, Termasuk Agenda Prabowo di Inggris
Direktur Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI) Ditunjuk Jadi Anggota Divisi Humas SMSI
Soal Makan Bergizi Gratis dan Energi Terbarukan, Prabowo Subianto Ingin Belajar dari Kesuksesan Brazil
Inilah Momen Presiden Vietnam Jenderal Luong Cuong Ajak Prabowo Subianto Foto Bersama di Peru
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Senin, 2 Desember 2024 - 21:34 WIB

Koperasi Unit Desa Delima Sakti Gugat Balik LSM AJPLH, Tuntutannya Bayar Ganti Rugi Rp482 Miliar

Senin, 25 November 2024 - 16:04 WIB

Libatkan Oknum Pegawai Kementerian Komdigi, Sebanyak 24 Orang Jadi Tersangka Kasus Judi Online

Senin, 25 November 2024 - 14:05 WIB

Peluang Bisnis: Pemilik Media Online Bisa Publikasi Press Release Placement di Lebih dari 150 Media Online

Senin, 25 November 2024 - 08:15 WIB

Wamentan Sudaryono Tanggapi Terpilihnya Setyo Budiyanto Sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi

Kamis, 21 November 2024 - 14:13 WIB

Bertemu dengan Raja Charles III, dan PM Inggris Keir Starmer, Termasuk Agenda Prabowo di Inggris

Rabu, 20 November 2024 - 09:40 WIB

Direktur Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI) Ditunjuk Jadi Anggota Divisi Humas SMSI

Selasa, 19 November 2024 - 11:30 WIB

Soal Makan Bergizi Gratis dan Energi Terbarukan, Prabowo Subianto Ingin Belajar dari Kesuksesan Brazil

Sabtu, 16 November 2024 - 15:13 WIB

Inilah Momen Presiden Vietnam Jenderal Luong Cuong Ajak Prabowo Subianto Foto Bersama di Peru

Berita Terbaru