Oleh: Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Republik Indonesia
LINGKAR NEWS – Mengukir prestasi saat tantangannya tinggi itu luar biasa. Hal ini bisa dilihat dari hasil audit BPK atas Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga/Pemda.
Selamat kepada 83 K/L dan 500 pemda yang mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Termasuk 10 K/L dan Pemda yang sudah meraih WTP minimal 15 kali berturut-turut, 23 K/L dan 62 Pemda yang sudah meraih WTP minimal 10 kali berturut-turut.
Baca Juga:
Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan iklan Bank BJB, KPK Ungkap Status Terkini Ridwan Kamil
Termasuk Kapolda Kalteng, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo Angkat 10 Kapolda Baru
Termasuk Anthony Salim, Prabowo Subianto Kenalkan Konglomerat kepada Investor Gloɓal Ray Dalio
Dan 36 K/L dan 316 Pemda yang sudah meraih WTP minimal 5 kali berturut-turut.
Dalam 2 tahun terakhir, banyak sekali perubahan dalam anggaran yang harus dilakukan secara cepat agar APBN dan APBD bisa melindungi masyarakat.
Terbukti, APBN dan APBD menjadi andalan utama untuk melindungi bangsa dari tantangan dan ancaman yang datang dari Covid-19 dan sekarang dari kenaikan harga pangan dan energi.
Perubahan yang harus cepat dan responsif terhadap situasi yang dihadapi namun tetap harus akuntabel adalah kombinasi yang tidak mudah.
Baca Juga:
Hallo Media Ajak Wartawan Berjiwa Wirausaha di Kota dan Kabupaten untuk Gabung Menjadi Koresponden
DPP PDI Perjuangan Beri Penjelasan Terkait ‘Larangan Retret oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri
Namun, dalam situasi ini kita bisa menorehkan prestasi. Prestasi apa?
Pertama, Indonesia dianggap jadi negara yang relatif sangat baik dalam penanganan Covid-19.
Kedua, Indonesia termasuk negara yang ekonominya sudah berhasil melewati masa prapandemi.
Ketiga prestasi terkait APBN dan APBD, kita menggunakan instrumen keuangan negara secara pruden dimana bisa menangani Covid-19 dan memulihkan ekonomi.
Baca Juga:
Petani Panen Keuntungan, Akibat Kebijakan Harga Pembelian Pemerintah Presiden Prabowo Subianto
2 Orang Mantan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi
Dengan defisit yang terjaga di 6,14% pada 2020 dan turun ke 4,57% pada 2021 di antara negara-negara lain yang defisitnya mencapai double digit.
Prestasi ini tentu tidak boleh membuat kita berpuas diri.
Ke depan, tentu kita akan terus menggunakan APBN dan APBD secara bertanggung jawab karena tantangan saat ini akan sangat rumit dari sisi keuangan negara dan daerah.
Kita tetap maju tapi kita juga harus memperhitungkan seluruh risiko dengan matang.
APBN harus tetap berfungsi sebagai penjaga negara dan bangsa agar Indonesia bisa pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat.
Bersama kita kawal terus akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dengan penuh tanggung jawab!
Dari Rakernas Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Tahun 2022.
Artikel ini dikutip dari akun Instagram @smindrawati, 22 September 2022.***
Klik Google News untuk mengetahui aneka berita dan informasi dari editor Lingkarnews.com, semoga bermanfaat.