LINGKARNEWS.COM – Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menerima kunjungan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra di Kantor DPP PAN, Jakarta, Kamis malam, membahas berbagai hal terutama pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
“Tentu silaturahmi itu penting apalagi ini bulan suci Ramadhan puasa sebentar lagi Lebaran.”
“Dengan silaturahmi itu paling tidak separuh persoalan selesai kalau ketua-ketua partai saling berkunjung dan bertemu, ini memang harus kami biasakan,” ujar Zulhas.
Pertemuan antara kedua pimpinan parpol tersebut berlangsung hampir 1,5 jam.
Baca artikel penting lainnya di media online Kilasnews.com – salah satu portal berita terbaik di Indonesia.
Zulkifli tidak menampik apabila para ketua umum parpol memiliki perbedaan pendapat dan tidak sepakat terhadap satu isu.
“Artinya ada pengertian, persahabatan, pertemuan dan perjalanan.”
“Tentu itu yang pertama masyarakat akan senang kalau lihat ketua-ketua partai, pemimpin-pemimpinnya saling sapa, silaturahmi dan komunikasi dengan baik,” katanya.
Zulkifli mengungkapkan bahwa PAN dan PBB sepakat menjaga komitmen kebangsaan.
Hal itu agar Indonesia menjadi bangsa yang produktif demi menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Jadi tahun politik 2024 menjadi pondasi yang kokoh untuk kita meletakkan dasar-dasar agar menuju Indonesia maju 2045,” ujarnya.
Sementara itu, Yusril menilai silaturahmi antar pimpinan parpol penting dilakukan.
Karena masyarakat Indonesia perlu diberi pemahaman kalau pimpinan parpol memiliki banyak kesamaan dibanding perbedaannya dalam melihat persoalan yang dihadapi bangsa.
“Karena itu kami bertemu, berdiskusi, lebih banyak mencari kesamaan daripada perbedaannya.”
“Satu jam kami berdiskusi tentang berbagai hal, antara lain mengenai pelaksanaan pemilu 2024,” kata Yusril.
Menurut dia, PBB masih harus berjuang untuk memenuhi ambang batas parlemen yaitu empat persen dari jumlah suara sah secara nasional agar perolehan kursi anggota DPR.
“Karena itu PBB ingin bekerja sama dengan PAN agar kami ada kebersamaan dalam pemilu nanti.”
“Juga dibicarakan mungkin tidak kami kerja sama saksi-saksi, karena saksi-saksi itu banyak sekali diperlukan dan biayanya juga lumayan mahal,” ungkapnya.***